Lanjutkan Pimpin Sidang PUIC, Mardani Soroti Tata Kelola Pemerintahan dan Solidaritas untuk Palestina

15-05-2025 / B.K.S.A.P.
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, saat memimpin 19th Session of the PUIC Conference di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025). Foto: Jaka/vel

PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, melanjutkan kepemimpinan sidang Konferensi Persatuan Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC) yang sebelumnya dipimpin oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Mardani menyampaikan bahwa forum secara bulat menyoroti pentingnya tata kelola pemerintahan yang baik dan penguatan institusi sebagai tema sentral.

 

“Alhamdulillah, tema kita good governance and strong institutions betul-betul digaungkan. Hal ini selaras seperti kata Pak Prabowo bilang, tidak ada pembangunan tanpa perdamaian, dan tidak ada perdamaian tanpa pembangunan. Semua berawal dari memperbaiki diri kita sendiri,” ujar Mardani kepada Parlementaria di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).

 

Mardani menegaskan bahwa DPR RI berkomitmen agar tema-tema dalam forum PUIC tidak lagi sekadar slogan, tetapi menjadi arah kebijakan nyata. Menurutnya, tata kelola yang transparan, akuntabel, dan bebas korupsi adalah fondasi utama membangun institusi yang kuat dan dipercaya masyarakat.

 

Dalam lanjutan Sidang PUIC ini, isu Palestina juga menjadi perhatian utama. Mardani menyampaikan bahwa seluruh peserta forum mendesak pembukaan blokade, pengiriman bantuan kemanusiaan segera, dan penghentian agresi militer oleh Israel.

 

“Kita semua sepakat harus segera ada bantuan yang dikirim, blokade harus segera dibuka, ceasefire harus segera dijalankan dan hukum Israel, yang terus melanggar semua resolusi yang sudah dibuat!” tegasnya.

 

Selain itu, beberapa isu regional lainnya turut dibahas, termasuk ketegangan antara India dan Pakistan. Delegasi Pakistan menyampaikan kekhawatiran atas serangan India, namun forum kembali menekankan pentingnya penyelesaian melalui jalur diplomasi.

 

“Seburuk apapun situasi, penyelesaian secara damai melalui diplomasi adalah yang utama. Terorisme memang kecil. Kita harus mencegah tindakan-tindakan eskalatif,” ujarnya.

 

Mardani juga mengungkap bahwa dalam proses sidang, sempat terjadi perdebatan tajam antara delegasi Iran dan Yaman, namun akhirnya berhasil diselesaikan secara musyawarah. (gal/aha)

BERITA TERKAIT
GKSB Indonesia – Austria Tingkatkan Hubungan Kerja Sama Ekonomi hingga Militer
15-08-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) BKSAP DPR RI – Parlemen Austria, Amelia Anggraini menegaskan DPR RI...
Terima Kunjungan Dubes, BKSAP Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Selandia Baru
11-08-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera menegaskan ingin lebih meningkatkan hubungan bilateral...
Monumen Sir Michael Somare Perkuat Hubungan Indonesia-Papua Nugini
11-08-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta - Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Mardani Ali Sera menghadiri upacara peresmian Monumen Nasional untuk...
Dorong Standar Keberlanjutan Sawit, BKSAP Soroti Kolaborasi Indonesia-Malaysia
07-08-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta— Wakil Ketua BKSAP DPR RI Ravindra Airlangga menekankan pentingnya penguatan kerja sama antara Indonesia dan Malaysia dalam menghadapi...